Internet Sehat? Why Not?

Internet Sehat? Why Not?
Penulis: Ventura Elisawati

Messenger ternyata diyakini sejumlah pengguna internet sebagai alat favorit untuk selingkuh. Setidaknya itu yang tergambar dari survei di detikINET. Dimana per 15 Juli lalu, 40% lebih memilih messenger sebagai alat ICT yang kerap digunakan untuk selingkuh. SMS menempati posisi kedua (22%), ponsel (voice) 16% dan terakhir email. Yahoo Messenger (YM), memang paling populer saat ini. Setidaknya itulah kata para penggunanya. Alasannya, sangat gampang digunakan, semudah kirim sms, tapi lebih meaningful, karena bisa memunculkan simbol ekspresi. Dengan YM, misalnya, kita bisa berkomunikasi layaknya berbicara. Murah, dan lintas negara. Dan alat ini bisa digunakan sebagai sarana komunikasi antar keluarga, teman, dan lainnya. Tak mengenal usia, dan jabatan. Seorang ibu yang bekerja di manajemen atas sebuah perusahaan farmasi, kerap chatting menggunakan YM dengan anaknya yang sedang kuliah S2 di Malaysia. Mungkin saja, karena karakter-karakternya itu Messenger juga dipilih oleh para pengguna internet sebagai alat untuk selingkuh. Bukti lainnya, banyak juga yang berjodoh melalui chatting. Begitulah teknologi, selalu mempunyai dua sisi: positif dan negatif. Namun, seiring dengan niat pemerintah untuk menggalakkan penggunaan internet, tentu akan lebih punya nilai jika pemanfaatan internet diarahkan untuk hal-hal yang lebih positif. Apalagi di jaman yang tanpa batas ini, arus informasi digital memang tidak bisa dibendung lagi. Bahkan anak sekolah dasar pun kini sudah mulai terbiasa mencari informasi melalui internet. Di negara-negara maju pun, gereja (yang menyebut dirinya future church) sudah terbiasa berkomunikasi dengan jemaatnya melalui situs. Dan situsnya pun sudah didesain sangat ‘lifestyle’.

Baca lebih lanjut

Internet Sehat – Checklist

Berikut ini 7 Cheklist Internet Sehat

  1. Berhati-hatilah menggunakan e-banking di tempat umum, semisal warnet. Mintalah jaminan keamanan PC kepada petugas warnet tersebut.
  2. Tidak memberikan password apapun kepada siapapun di Internet.
  3. Jika membuat situs pribadi atau melakukan chatting, janganlah memberikan data pribadi (alamat rumah, nomor telepon, tanggal lahir, dll.).
  4. Buatlah minimal 2 alamat e-mail. Satu untuk keperluan pribadi dan satu lagi untuk keperluan berlangganan milis atau layanan Internet.
  5. Jangan buka file kiriman (attachment) dari seseorang yang tidak kita kenal benar. Langsung di delete saja
  6. Tetaplah ingat untuk memperpanjang sewa nama domain yang anda miliki.
  7. Peran orang-tua / guru dalam membimbing dan mengarahkan anak / murid tidak dapat digantikan dengan software apapun.

Internet Sehat

Internet merupakan sebuah jaringan global yang memungkinkan komunikasi antar kota dan bahkan antar negara dapat dilakukan dengan biaya yang murah. Kita bisa mengirim surat elektronik (e-mail), ngobrol (chatting), mendengarkan radio (streaming) dan mencari informasi (browsing) dengan siapapun, darimanapun dan kemanapun dengan biaya pulsa telepon lokal. Kita bisa pula “bertelepon” ke luar negeri, juga dengan pulsa lokal. Internet dipadati dengan materi pendidikan dan hiburan.

Ingatlah, tidak seluruh isi di Internet dapat bermanfaat bagi kita. Beberapa isinya bahkan cenderung merugikan kita, anak-anak dan murid. Materi yang merugikan tersebut terdapat di situs-situs negatif, misalnya pornografi, madat, rasisme, kekerasan dan perjudian. Di Internet dapat pula terjadi pelanggaran privasi, perendahan martabat dan pelecehan seksual ringan maupun berat.

Tetapi jangan kuatir, dengan kerjasama kita, pengaruh negatif di Internet dapat kita kecilkan sekaligus mengoptimalkan manfaat positifnya. Untuk itulah maka komunitas Internet di Indonesia yang peduli dengan “sehat”-nya Internet menjalankan program Internet Sehat dengan tujuan:

  • membantu mengkampanyekan citra Internet sebagai media pendidikan dan hiburan yang positif bagi institusi keluarga dan institusi pendidikan.
  • membantu memberikan informasi dan materi acuan yang memadai bagi orang tua dan guru dalam menyikapi perkembangan Internet dan dampaknya. membantu mengupayakan peningkatan penetrasi Internet di Indonesia dari pelanggan rumahan (keluarga) dan dari komunitas pendidikan secara aman dan bertanggung-jawab (aman bagi anak dan murid dengan tanggung-jawab orang-tua dan guru dalam memberikan pengawasan dan bimbingan).